Bagikan Juga


WHO menyampaikan gelombang panas diperkirakan menyebabkan 38.000 kematian per tahun di seluruh dunia pada 2050,

Mayoritas kematian ini terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun dan orang dewasa di atas 65 tahun.

KPAI ingatkan darurat perubahan iklim, telah mengubah kehidupan banyak orang. Dan menjadi tragedi kemanusiaan.

Bencana kering kerontang di beberapa daerah, telah menjadi mengerikan untuk mempertahankan kemanusiaan dan peradaban.

Seperti peristiwa di Papua, justru masuknya hujan dan kekeringan di beberapa distrik menjadi tragedi kemanusiaan.

Dikabarkan puluhan orang meninggal karena perubahan iklim ekstrim. Dengan korban terbanyak anak anak.

Di Papua pegunungan dikabarkan 9 anak meninggal sepanjang September karena kelaparan akibat hujan terus menerus.

Media juga mengambarkan, di Papua Tengah musim kering berkepanjangan telah menyebabkan 6 orang meninggal dan 7500 orang mengalami musim kering berkepanjangan.

Iklim ekstrim terutama panas dan kering ekstrim ini bila terus berkepanjangan, tentu akan membawa perubahan dalam penyelenggaraan perlindungan anak di semua tempat.

Sehingga beberapa fasilitas yang mendukung aktifitas anak penting di revitalisasi.

Mengurangi aktifitas di luar ruang, ancaman dehidrasi pada anak, dampak penyakit saluran pernafasan, ancaman penyakit kulit dan kebutuhan konsumsi air minum yang tinggi dan sehat.

KPAI meminta BNPB terus memantau situasi kekeringan yang terjadi di berbagai belahan Indonesia, karena sudah menjadi tragedi kemanusiaan.

Di musim.cuaca panas berkepanjangan dan ekstrim ini, banyak keluarga khawatir, tapi tidak tahu harus berbuat apa. Terutama keluarga yang hidup di daerah industri, lingkungan padat, area yang lebih banyak tertutup aspal, sedikit pohon, timbunan dan jarang permukaan tanah yang bisa menyerap panas.

Begitu juga keluarga yang memiliki bayi, disabilitas berat. Yang rentan mengalami iritasi kulit.

Kita ingin ada mitigasi di tengah musim kering yang membawa panas, kekeringan dan kebutuhan konsumsi pangan yang sangat meningkat.

Tentu musim panas dan kekeringan juga memicu harga bahan pokok naik, yang menyebabkan beban rumah tangga meningkat. Sehingga dampak panjang ikutan dari masa pandemi, masih menghantui masyarakat kita.

Pengawasan berbagai produk obat dan makanan juga sangat penting dilakukan pemerintah. Agar musim kekeringan yang panjang ini, dampaknya dapat di kendalikan.

Seperti di dalam bencana, situasi kehidupan yang minim dan pengurangan akses dan fasilitas publik, di waktu berkepanjangan menyebabkan anak anak dan perempuan menjadi korban, baik dampak yang merugikan maupun korban kekerasan.

Anak anak umumnya di musim panas berkepanjangan rentan sakit, cepat lelah, sehingga faktor kebersihan anak sangat penting di perhatikan, saat mengkonsumsi makanan, tidak mengkonsumsi berlebihan pada zat zat yang membawa reaktif pada pencernaan dan pernafasan, lebih cepat berkeringat dan pemtingnya baju anak diganti, pentingnya memperhatikan bila kelembaban udara meningkat, karena pernafasan akan lebih berat dan cepat lelah.

Begitu juga, anak anak penting diperkenalkan berbagai kegiatan dan permainan dalam ruang.

Untuk itu penyelenggaraan perlindungan anak dan pengawasan menjadi penting terus dilakukan, dalam mengurangi dampak dan menjadikan mereka menjadi aktif dalam peran pengurang dampak perubahan iklim ekstrim. Karena cuaca panas ekstrim berkepanjangan yang terjadi ini, bisa menjadi pembunuh diam diam, jika kebutuhannya tidak kita petakan sejak dari sekarang.

Salam Hormat

*Jasra Putra*
Wakil Ketua KPAI
CP. 0821 1219 3515


Bagikan Juga