Bagikan Juga

KPAI menghaturkan bela sungkawa atas 4 siswa meninggal dan keprihatinan atas 16 siswa hilang atas kegiatan susur sungai Pramuka di Sungai Sempor Yogyakarta, yang diikuti 257 siswa SMPN 1 Turi.

Agar apa yang terjadi di Sekolah SMPN 1 Turi menjadi pelajaran sekolah lainnya untuk memperhatikan manajemen resiko ketika melakukan kegiatan di alam terbuka.

Begitu juga sekolah perlu mengindahkan dan memantau Peringatan BMKG tentang kondisi cuaca ekstrim yang sewaktu waktu terjadi, harus menjadi pertimbangan ketika ingin melaksanakan kegiatan di alam.

KPAI berharap ada investigasi darimana arus kencang yang langsung datang menerjang 257 siswa, yang menyebabkan 16 hilang dan 4 meninggal. Agar tidak terulang kembali.

Dinas Pendidikan Sleman juga sebaiknya mengawasi dan mengingatkan agar kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah apalagi di alam, perlu mendapat perhatian lebih dalam kondisi cuaca yang sewaktu waktu berubah.

Seperti apakah sekolah sudah mencari informasi yang cukup tentang aliran arus sungai, apakah sekolah mendapatkan ijin dari yang berwenang atas penggunaan sungai Sempor. Saya kira ini penting dilakukan investigasi, agar para keluarga yang siswa siswinya meninggal dapat tahu penyebabnya. Ada kewajiban sekolah, Dinas Pendidikan Sleman dan pihak berwenang atas penggunaan sungai Sempor untuk menjelaskan peristiwa tersebut kepada para keluarga korban.

Sekolah juga harus mengenal Child Safe Guarding tentang batasan aman dan kode etik bekerja dengan anak, melibatkan anak, mengukur batas kemampuan anak dan usianya yang tentu beragam, seperti anak bisa berenang atau tidak, bagaimana kondisi fisik.

Faktor lainnya dari Child Safe Guarding adalah tidak melakukan kekerasan fisik mau pun mental, tidak mempermalukan/memalukan anak, tidak sendirian dengan anak di lokasi sepi.

Melibatkan anak juga bicara 4 pilar, pertama anak di beri kapasitas dan pengetahuan tentang kondisi sungai, anak kemudian mengukur kemampuan, kemudian anak menyampaikan pandangannya, kemudian mendapatkan feedback.

Proses proses seperti ini dapat mengurangi faktor resiko sekaligus menjalankan mekanisme pencegahan.

Mari kita berdoa semoga 16 korban yang hilang selamat dan para korban meninggal segera ditangani dengan baik.

Peristiwa tersebut tentu membawa trauma dari ringan sampai berat kepada anak anak. Untuk itu pemerintah daerah Yogyakarta penting melakukan pendampingan segera.

Biasanya kegiatan kegiatan diluar sekolah ada pembiayaan, artinya harus ada tanggung jawab profesional atas peristiwa tersebut.

Ini kejadian kedua di kegiatan mengenal alam yang memakan korban, setelah 5 siswa meninggal dari SMP Budhaya III Duren Sawit Jakarta Timur (25/10/2019) saat wisata di Sungai Ciujung Banten.


Bagikan Juga