Tinggal menghitung hari, bahwa 3 hari lagi dunia Islam termasuk Indonesia akan selenggarakan kegiatan di bulan paling mulia Ramadhan.
Anak anak juga paling bahagia ketika menyambut dan mengisi Ramadhan. Karena berbagai kegiatan, seperti lomba lomba tema Ramadhan, khataman Al Quran, Nuzulul Quran, Tarhib Ramadhan, takjil, jalan jalan lepas sahur dan libur panjang sekolah.
Namun sayangnya, ada segelintir permasalahan, yang seringkali mengganggu kita, dan tidak kita harapkan, terutama saat kita sholat Subuh atau sholat tarawih, ada anak anak dan remaja yang saling serang dengan sarungnya, bahkan pernah terjadi sarungnya diisi batu dan benda tajam. Yaitu perang sarung di bulan Ramadhan.
Dimana sarung yang harusnya jadi alat ibadah sholat, namun ditangan anak anak, berubah.
Dengan berbagai selepetan, yang bisa membahayakan, kami pernah dilaporkan, seperti selepetan mengenai mata, dilakukan para remaja kepada adik adik nya di sekitar rumah ibadah.
Tentu bulan Ramadhan kita berharap kekerasan kepada anak berkurang, baik kekerasan fisik, seksual, kekerasan psikologis, kekerasan melalui medsos dan cyber bullying.
Untuk itu sangat dibutuhkan perencanaan agar ada antisipasi pencegahan bersama sama.
Kita punya persoalan meningkatnya kekerasan yang dialami anak, ketika mereka libur sekolah. Karena tidak adanya yang terpanggil di daerah terdekat untuk mengarahkan anak anak dalam kegiatan dekat rumah dan lingkungannya.
Untuk itu KPAI berharap sumber sumber SDM yang kuat, seperti di lembaga zakat, ormas islam, pesantren, lembaga keagamaan bisa membantu memasifkan kegiatan liburan anak selamat liburan Ramadhan, seperti pesantren kilat, yang menghindari kegiatan di jalanan. Yang seringkali memicu perilaku tidak bertanggung jawab, ketika ada kumpulan keramaian, apalagi disana ada anak anak dan remaja yang terlepas pengawasan kita.
Namun setiap masuk Ramadhan kita dihantui banyaknya anak anak yang tawuran sarung.
Sebenarnya tawuran menjadi persoalan pelik warga perkotaan, terutama saat pulang sekolah. Namun tawuran angkanya akan melonjak, karena tawuran sarung, baik saat jelang sahur atau jelang tarawih.
Sehingga KPAI berharap, ada program yang dibangun di setiap masjid, musholla, lingkungan yang menghimbau dan mengajak anak anak mengurangi tawuran.
Selain itu, penting ada informasi yang di gerakkan melalui Kementerian Agama, Kemenristekdikti agar materi ceramah, dibuat semacam panduan, yang wajib di bacakan.
Agar menjadi gerakan bersama mengurangi tawuran.
Saya kira ormas ormas agama, seperti Nadlatul Ulama dan Muhammadiyah, bisa menbuat semacam panduan untuk materi, pencegahan dan layanan kekerasan anak. Agar ada penanganan terpadu, sebagaimana yang diinginkan pemerintah dalam regulasi.
Kita berharap bulan Ramadhan kali ini, menjadi gerakan bersama, untuk membangun gerakan perlindungan anak melalui berbagai kegiatan.
KPAI juga mendorong prinsip prinsip partisipasi anak, menjadi paling utama dalam mengajak anak ikut beribadah selama Ramadhan.
Seperti banyaknya lembaga pendidikan, yang saat ini menggelar tarhib Ramadhan, seperti pawai bersama mengkampanyekan ajakan puasa, kegiatan kelompok dalam mengenal Ramadhan, kerja sosial bersama di tempat tempat membutuhkan, yang semuanya melibatkan, dikenalkan, diisi aktif oleh anak anak. KPAI sangat mengapresiasi inisiatif yang sangat baik, dalam membangun partisipasi anak jelang bulan Ramadhan.
KPAI juga berharap berbagai industri candu dikurangi peredarannya selama Ramadhan, agar tidak menjadi pemantik kondisi kondisi anak, yang sebenarnya sangat perlu dihadirkan pendampingan rutin, kita berharap semua tempat ibadah punya asessment yang baik untuk jamaahnya, terutama anak, sebelum anak anak di rebut industri candu yang mudah di beli.
Pengawasan APH, BPOM, terhadap patroli industri candu baik langsung maupun online, tempat keramaian, menjadi kunci juga mengurangi dampak yang merugikan kepada anak selama Ramadhan.
Sebenarnya salah satu keberhasilan cegah tawuran perang sarung, sangat penting dengan kegiatan Ramadhan di isi oleh mereka, mengajak merekq, atau memberi kegiatan yang di sukai anak anak, namun di kemas dengan tema Ramadhan. Jadi cegah perang tawuran sarung ini, kuncinya bagaimana anak anak terlibat aktif dan mau berpartisipasi dalam kegiatan Ramadhan yang kita rencanakan dari dekat rumah, tempat ibadah dan lingkungan.
Ada contoh baik dari Medan. Saya kira ada Walikota yang sudah menbuat menjadi kebijakan, program dan anggaran yaitu Walikota Medan. Bersama pemerintah, lembaga zakat, ormas dan masyarakat menbuat program mencegah perang sarung. KPAI berharap ada pemimpin yang mau memimpin untuk menggerakkan, mengkordinasikan mengantisipasi hal ini, dengan kongkrit membuat program bersama tempat tempat ibadah, seperti di Medan.
Tentu kita berharap di daerah lain juga segera menyiapkan, agar Ramadhan kali ini, bisa hikmat, khusyu, dan anak anak selamat.
*Salam Sambut Bulan Mulia*,
*Jasra Putra*
Wakil Ketua KPAI
CP. 0821 1219 3515
