1. Pemilihan langsung telah mengaktifkan partisipasi anak secara langsung dalam kegiatan politik, sayangnya kita masih minim pendidikan kewarganegaraan yang otentik dan dapat dirasakan seluruh anak. Untuk itu instrumen dan tahapan pemilu harus mulai bisa bekerja sistemik untuk seluruh anak.
2. Kepedulian yang mulai besar ini, harus dibarengi dengan penguatan partisipasi anak di berbagai bidang. Karena pelajaran pendidikan kewarganegaraan kita berakar dari pola pemilihan lama, sedangkan sekarang pemilihan langsung. Artinya pendidikan pemilihan langsung harus mulai didiik sejak dini, menyesuaikan usia, tumbuh dan perkembangan. Agar pemilihan langsung tidak hanya menjadi urusan mencoblos suara. Tetapi sejak dini bermakna anak anak bisa merasakan partisipasi langsung dalam pembangunan. Sehingga ketika masuk usia pemilih mereka lebih matang.
3. Energi besar perubahan adalah berada di anak. Untuk itu sudah seharusnya energi besar ini dalam politik, jangan sampai di manfaatkan, di gunakan oleh oknum serampangan. Tetapi harus ada politik anggaran untuk anak dalam menghidupkan regulasi partisipasi anak dengan memperkuat dan menambah kekuatan berbagai kegiatan anak, baik intrq, ekstrq, vokasional, jalur bakat dan minat, prestasi, yg inklusif agar ke depan menjadi pemilih terdidik, berkualitas dan siap memilih.
4. Kita berharap pertemuan ini, menjadi, semangat bersama dalam menciptakan produk yang bersejarah, menjadi legacy utk perubahan pemilu di mata anak anak, generasi millenial kita. Bentuknya seperti apa, mari kita bahas bersama. Saya kira masih ada kesempatan kita, memberi nilai lebih dari tahapan yang adq, yang telah dilakukan KPU.
5. Terakhir, Kita berharap pemilu kali ini bebas paparan asap rokok, narkoba, judi, kekerasan, pornograsi, kekerasan seksual
Sehingga menjadi pendidikan politik yang utuh dan bermakna untuk tumbuh kembang yang penuh harapan dengam sesuai usia, pemahaman dan perkembangan.
Salam Hormat,
*Jasra Putra*
CP. 0821 1219 3515
Wakil Ketua KPAI
